Friday, May 29, 2009

Mutiara Yang Tersimpan

Namanya mutiara, sebuah nama yang diberikan oleh sang ayah didalamnya tersimpan makna serta harapan agar kelak akan menjadi kebanggan bagi orang tua.

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba setelah tiga tahun menggeluti pendidikan di bidang kesehatan, besok adalah farewell party mahasiswa ABP. Namun dihari yang bahagia bagi para wisudawan, ia tidak sepenuhnya bahagia karena ayah yang telah mensuport pendidikanya tidak bisa hadir melihat senyum bahagia sang anak. Hanya ibu dan adik-adiknya yang hadir dalam acara itu.

Sore itu Tia bersama ibunya sedang berada di halaman samping rumah duduk-duduk di kursi bambu sambil menikmati sepoy-sepoy angin sore dengan lambaian dedaunan pohon mangga di halaman itu.

Sejenak keduanya terdiam

"Tia, apa rencanamu selanjutnya nak?" tanya ibu kepada Tia

"sebenarnya Tia pingin melanjutkan jenjang pendidikan Tia bu..,tapi nantilah Tia pikirkan lagi, anak ibu kan bukan cuma Tia, jenjang pendidikan adik-adik masih jauh. Tia akan mencoba mengamalkan ilmu yang telah Tia dapat dari bangku kuliah, mohon doanya bu.."

" nak, ibu selalu berdoa untuk putra putri ibu, agar sukses dunia akhirat"

"Tia tahu apa kunci sukses?"

dengan pandangan lurus ia menjawab pertanyaan ibunya, " iya bu, Tia masih ingat kata-kata ayah, bahawa kunci sukses adalah dengan ilmu. seseorang ingin sukses di dunia harus dengan ilmu, begitu pun jika ingin sukses di akhirat juga harus dengan ilmu"

"Betul nak, Tia adalah anak ibu yang paling gede, jadi Tia harus kasi semangat pada adik-adikmu agar mereka giat belajar". "seperti dalam firman-Nya : Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat"

"insyaAllah bu" sambung Tia.

Hari semakin senja, waktu sholat maghrib hampir tiba. "ayo Tia kita siap-siap ke mushola" seru ibu, "ya bu" lanjut Tia.

Keduanya bergegas meninggalkan tempat tersebut untuk melaksanakan jamaah maghrib di mushola dekat rumah.

Lantunan ayat-ayat suci Alquran seakan sudah menjadi rutinitas di rumah tersebut usai melaksanakan sholat maghrib.


*****

Sore itu Tia baru datang di rumah diantarkan oleh ojek langganan mang udin yang rumahnya tidak jauh dari tempat tinggalnya. Setelah seharian mencoba menaruh beberapa berkas surat lamaran dor to dor, dari kantor ke kantor cukup membuatnya lelah. kira-kira dua minggu yang lalu ia keliling-keliling cari koneksi dan informasi tentang job yang sesuai dengan bidangnya. Ia tetap mencoba dan tidak patah semangat, rupanya semangat 45 telah ditanamkan dalam dirinya.

"Alhamdulillah" serunya sambil menghela nafas, segelas air putih telah membasahi kerongkonganya, menghilangkan rasa dahaga setelah seharian berpetualang di daerah kota yang lumayan jauh dari tempat tinggalnya.

"Gimana nak" tanya bu Hayat kepada putrinya. "masih menunggu bu" lanjut Tia. "Tia harap ada kelanjutanya dari beberapa berkas lamaran yang Tia ajukan", "amin" sahut ibunya.

Usai sholat maghrib dan tilawatilquran ia menghampiri ibunya, ia mengutaraka keinginannya kepada sang ibu agar diizinkan untuk mengikuti pelajaran di lembaga pendidikan kursus itung-itung memanfaatkan waktu luang sambil menunggu panggilan job. Baginya berdiam diri tanpa kegiatan itu membuat jenuh dan otak tidak berputar.

Ia memutuskan untuk tinggal di rumah neneknya agar lebih dekat dengan tempat dimana ia belajar nanti. Rumah nenek memang di kampung, tapi tidak sejauh rumah Tia yang jauh dari pusat perkotaan. Dan lagi di rumah neneknya itu cuma ada dua penghuni yaitu nenek dan kakak sepupuhnya yang bernama Wati. Biar pun tinggal di kampung asalkan pola pikir tidak kampungan, it's ok.

Kedatangannya sering dirindukan mbah Mae nenek Tia, karena diantara anak-anak mbah Mae ini bu hayat lah yang paling jauh tempat tinggalnya, alhasil ia jarang mengunjungi neneknya. Sedangkan rupa kakeknya ia tidak tahu sama sekali karena sejak usia 10 tahun bu Hayat telah menjadi yatim. Konon kakeknya seorang yang disegani masyarakat, sehingga walau pun telah lama tiada namanya masih tersohor di kampung tersebut.

*****

Kini Tia telah bergabung di Basic English Course, kegiatan barunya telah dimulai disana bersama teman-teman baru dan guru baru. Di BEC ini siswi-siswi diharuskan mengenakan jilbab, bagi Tia jilbab bukanhal yang tabu lagi kerena sejak duduk di bangku SMA ia telah mengenakan jilbab. Maklum pendiri BEC adalah salah satu alumni pondok pesantren di Kediri, jadi selain mendirikan lembaga pendidikan bahasa asing juga diselingi kegiatan keagamaan setiap hari jumat dan setiap hari sabtu diadakan acara meeting program untuk melatih mental siswa-siswi tampil berbicara di depan audiens. ups santri intelek, santri inklusif, santri pun harus mengikuti perkembangan zaman, tidak terkesan jika santri itu kampungan, tidak mau bergaul dengan komunitas luar. how to explain to other nationality if we don't know about other language?. Bagaimana berdakwah dengan bangsa asing jika kita tidak tahu bahasanya?. Cie luas banget jangkauanya, berdakwah di kampung sendiri dengan bahasa daerah saja sudah bagus. Atau jangan-jangan malah lupa dengan unggah-ungguh bahasa daerah?, ups kalau seperti itu gak boleh, itu terkesan arogan. Bagaimana pun andap asor harus tetap dijaga.

Dengan semangat Tia menjalani hari-harinya, bulan pertama pukul 2 pm-4 pm kegiatanya di BEC. Dipagi hari ia hanya meriview pelajaran-pelajaran yang telah ia dapat. Setelah kenal satu sama lain dengan teman-temanya, ternyata ada juga salah satu temanya yang mengikuti pendidikan di BEC karena mengisi waktu luang sambil menunggu panggilan job. Dikta namanya, alumni Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Sosoknya yang kalem, hansome, slow but sure membuat cewek-cewek simpati padanya.

Bulan kedua Tia masih enjoy dengan kegiatanya. Salah satu teman kuliahnya memberi kabar kalau RS yang lumayan terjangkau dari BEC menerima tenaga medis lulusan baru. Tia bersama temanya Lian mencoba mengajukan berkas lamaran ke RS tersebut, dan kepala bagian personalia mengatakan kalau minggu depan Tia dan Lian sudah bisa bergabung. walau pun akan ada kegiatan baru ia tetap akan mengikuti kegiatanya di BEC. Of course ia harus pindah tempat tinggal agar bisa menjangkau keduanya.

Ia mencoba menghubungi Lian karena besok adalah hari yang mereka janjikan dengan bagian personalia.
Berita yang sangat mengejutkan baginya, Lian berniat untuk tidak datang besok dikarenakan suatu alasan. Lian telah dilamar oleh seorang pria, dia akan menikah dalam waktu dekat dengan seorang pria yang telah mapan di Jakarta, tentu saja Lian akan tinggal bersama calon suaminya di Jakarta setelah menikah, sehingga Lian memutuskan untuk tidak melanjutkan perjanjianya dengan pihak RS.

Pagi itu ia menghadap bagian personal untuk konfirmasi bahwa ia siap untuk bergabung hari itu, namun ia masih belum mengenakan pakaian seragam, ia mengenakan baju warna dengan jilbab abu-abu. Pakaian seragamnya masih disimpan di tas.
"Assalamualaikum, selamat pagi pak" sapa Tia kepada pak Mahmud selaku bagian personal. "pagi" lanjutnya.
"Gimana, anda sudah siap untuk bergabung hari ini?", "ya pak" jawab Tia
"mbaknya bawa pakaian seragam?",, "ya saya bawa"
" kalau begitu silakan mbaknya ke nursing ofice, nanti nursing ofice yang menentukan di ruang mana anda akan ditempatkan".
Belum sempat ia beranjak rasanya ada sesuatu yang perlu ia tanyakan mengenai seragamnya.
"Pak, jilbab saya tidak berwarna putih, apa boleh?" Tanya Tia
"Wah kalau disini aturanga harus berwarna putih untuk jilbab, yaudah untuk hari ini anda gak usah pake jilbab."
"wih segitunya", gumam Tia dalam hati, " kalau memang gak boleh pake jilbab mending aku mengundurkan diri dari pada harus menanggalkan jilbab",gerutunya dalam hati.
Ia kira aturanya sama dengan RS tempat ia praktek dulu, bisa warna apa saja untuk jilbab.
Ia tidak menanggapi ucapan pak Mahmud tadi.
"Silakan anda menghadap nursing ofice" lanjut pak Mahmud.
Tia meninggalkan ruang personal lalu menuju nursing ofice.
Ditemuinya seorang yang tidak berjilbab di ruang itu, dengan senyum ramah ia menyambut Tia.
"Selamat pagi bu" sapa Tia, "pagi" jawab ibu yang dihampirinya
"maaf, ibu yang bernama bu Endang", tanya Tia, "ya betul" jawabnya.
"Saya telah menghadap bagian personal dan beliau mengatakan agar saya menghadap ibu".
"oke, anda sudah siap hari ini?, maksud saya anda membawa pakaian seragam?"
"ya bu saya bawa tapi tidak lengkap" jawab Tia
"maksudnya?" Sambung bu Endang selaku chief nurse
"jilbab saya tidak berwarna putih",
"oh, itu masalahnya, ok kalau begitu silakan mbaknya pulang".
Belum sempat bu endang melanjutkan ucapanya, ia terdiam, " ternyata sama saja dengan bapak yang tadi" gumamnya dalam hati.
"Besok anda boleh bergabung dengan seragam lengkap" lanjut bu Endang. Ia terkaget.
"Alhamdulillah" pujinya dalam hati, ia merasa lega. Ternyata bu Endang masih punya hati, lain dengan bapak yang di bagian personal tadi, namanya islami tapi anjurannya tidak sesuai dengan namanya. menganjurkan untuk menanggalkan jilbab hanya karena alasan warna. Kalau pun jawaban bu Endang sama dengan bagian personal, baginya lebih baik mengundurkan diri.
"Besok anda langsung ke ruang Seruni, bangsal bedah pasien-pasien post operasi"
"terima kasih bu" ucap Tia. "sama-sama", jawab bu endang dengan senyum ramah.

Jalan Puter no.21 disanalah tempat ia tinggal sekarang bersama rekanya di ruang seruni. Pukul 2.30 pm ia datang dari RS lalu siap-siap untuk berangkat ke BEC. Terkadang ia langsung ganti pakaian di RS dan meluncur ke BEC tanpa mampir ke tempat kos terlebih dahulu.
"Mbak Tia mau kemana?" tanya ibu kos.
"Biasa bu...belajar", sambil senyum ia menjawab pertanyaan ibu kos.
"apa gak cape?" tanya ibu kos lagi. "mumpung masih muda bu, Assalamualaikum" lanjutnya tanda berpamitan. "waalaikumsalam" jawab ibu kos sambil senyum.
Dengan langkah sumringah ia berjalan menuju jalan raya menunggu jemputan mobil omnya (omprengan). Tampak dari jauh ada minibus mendekatinya, ia melambaikan tanganya tanda hendak ikut kendaraan tersebut. Minibus telah berhenti tepat didepanya, masuklah ia bersama beberapa penumpang yang telah ada didalamnya.
Ups ada sosok bapak-bapak seperti giant, perut gendut duduk di deretan kursi nomor tiga dari belakang supir. deretan kursi nomor dua dari belakang supir tampak kosong, ia memilih duduk disana. Selang beberapa menit kemudian tiba-tiba si giant itu mengikuti Tia, duduk disampingnya. Sedikit pun ia tidak menaruh curiga padanya.
Ia menikmati perjalananya sambil melihat lalu-lalang kendaraan serta gedung-gedung yang dilaluinya dari kaca jendela.
"jendelanya dibuka mbak", seru si giant mengalihkan perhatian Tia.
Sebentar ia menoleh ke arah giant lalu kempali pandanganya tertuju keluar jendela kaca. Ia masih tidak ngeh dengan aksi yang dilakukan oleh penumpang disampingnya. Tidak lama kemudian ia merasa ada yang aneh dengan gelagat penumpang disampingnya, ia menoleh ke arah si giant lagi. Si giant berusaha mengalihkan perhatian Tia lagi, "jendelanya dibuka mbak" serunya lagi sambil tangan kananya menggapai jendela. Tia tersadar ternyata tangan kiri penumpang disampingnya itu telah masuk kedalam tasnya berusaha mengambil apa yang ada didalam tasnya.
"Asteghfirullahaladzim,astaghfirullahaladzim,asteghfirullahaladzim",Spontan Tia beristighfar dengan suara lantang dengan degup jantung kencang karena terkaget melihat aksi penumpang disampingnya. Beberapa penumpang melihat ke arah Tia karena suaranya yang lantang.
Hampir saja ia teriak copet, namun dalam keadaanya yang sedang dekdekan itu ia masih sempat mikir dua kali, seandainya ia teriak copet, ia kasihan jangan-jangan si giant bakal dikeroyok masa. Ia hanya berdoa dalam hati sambil bersolawat "Ya Allah bukakanlah hati si giant agar tidak lagi melakukan perbuatan yang merugikan dirinya dan orang lain". Merugikan dirinya karena kelak di akhirat akan mendapatkan ganjaran yang setimpal sesuai dengan perbuatang jeleknya karena mengambil milik orang lain yang bukan haknya.
Akibat suara Tia yang lantang rupanya si giant malu dengan orang-orang disekitarnya.
"kiri" seru giant pada pak supir tanda minta diturunkan dari kendaraan tersebut.
Akhirnya keluarlah giant dari kendaraan itu. Jantung Tia masih berdegup kencang akibat peristiwa tadi.
"apanya yang hilang mbak, dompetnya masih ada tidak?" tanya pak supir kepada Tia. Mungkin supir itu melihat aksi si giant dari cermin didepanya, karena tempat duduk Tia tidak jauh dari tempat duduknya.
Tia mencoba memeriksa tasnya, "gak ada pak, semuanya masih ada" jawab Tia.
Padahal yang ada dalam tasnya cuma buku, uang hanya cukup untuk bekal dan ongkos pulang-pergi saja, ada juga HP butut untuk alat komunikasi SIEMEN model jadul.
Sesampainya di BEC ia menceritakan apa yang telah terjadi dalam minibus. Sejak kejadian itu ia berusaha untuk selalu waspada kapan pun dimana pun dengan tidak mengosongkan hati dari dzikrullah.

*****
Bulan depan adalah bualn Rabiul awal (Maulud), ia teringat pada adik bungsunya Bintang yang sedang belajar di Kuliatul Muslimin Alislamiyah Daar Alma'rifah Kediri. Sebentar lagi Bintang akan menghadapi ujian pertengahan tahun. Ia mencoba menghubungi adiknya untuk memberi semangat belajar. Awalnya Tia hendak menelponnya, namun ia mengurungkan niatnya. Kali ini ia mencoba berbicara melalui tulisan kepada adiknya. Pikirnya jika lewat tulisan bisa dibaca kapan saja, sedangkan jika via telephone bisa jadi akan lupa dengan pesan-pesan yang disampaikan seusai percakapan. Dan lagi suratnya itu bersifat nasehat, suport belajar dari seorang kakak terhadap adiknya. Tentu suratnya tidak akan ditahan oleh pengurus pondok, atau bakal dihukum gara-gara dapat surat dari lawan jenis. Kalau surat cinta dari lawan jenis baru dihukum, hik hik hik, begitulah aturan pondoknya.

*surat untuk adek

Dear, adeku tersayang
Assalamualaikum wrwb
semoga limpahan rahmat dari Allah SWT selalu tercurah untuk adeku yang sedang berada dalam penjara suci tempat orang-orang yang ikhlas dalam menuntut ilmu.
Alhamdulillah kakak sehat disini. Sebentar lagi adek akan menghadapi ujian, tidak bosan-bosanya kakak mengingatkan agar adek belajar dengan giat serta berdoa kepada Allah agar adek diberi kemudahan, sehingga hasilnya tidak mengecewakan. Tentunya tidak sekedar bagus dalam nilai yang tertulis saja, lebih baik lagi jika diterapkan dalam keseharian adek. Yaitu tingkah laku terhadap Allah (jangan lupakan yang lima waktu), terhadap guru, terhadap ortu dan sesama teman.
Kakak tahu kalau adek punya bakat yang bagus waktu adek masih belajar di rumah. Bacaan Quran adek bagus, sampai adek pernah meraih juara MTQ tingkat kabupaten. bahkan pernah ikut tingkat karasidenan. Coba dikembangkan lagi bakat yang ada, jangan jadi pemalu untuk hal-hal yang baik. Tanamkan rasa percata diri selagi itu baik. Kapan kita maju jika tidak ada rasa percaya diri, so PD itu perlu. Ingat itu dek!!!
Jauh-jauh dari rumah ke pondok tujuan adek adalah untuk menuntut ilmu, tidak sekedar main dan menambah teman, jadi manfaatkan kesempatan itu dengan baik. Dan yang paling penting adalah kesadaran, perasaan butuh, haus akan ilmu, bahwa ilmu itu penting untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang. Jika seseorang telah memiliki kesadaran untuk berbuat sesuatu maka tanpa disuruh pun ia aka ikhlas menjalaninya. Contoh jika kesadaran adek untuk belajar tumbuh dari diri sendiri, tanpa digedor-gedor oleh bagian keamanan pun adek akan menjalaninya dengan semangat. So mulai sekarang jangan loyo lagi.
CAYO!!! SEMANGAT!!!
Kapan lagi nyenengin ayah-ibu kalau tidak sekarang, dengan rajin belajar.
Kiranya cukup dulu dari kakak...jika adek lagi malas belajar, baca kembali tulisan kk ini. Semoga kesadaran dan semangat belajar selalu ditanamkan dalam diri adek. Amiin yrb.
Wassalamualaikum wrwb.
Kak Tia

***

Dilipatnya dengan rapi surat tersebut dan siap diposkan.
Adik-adiknya adalah penyemangat baginya, ia berusaha menjadi contoh yang baik bagi mereka. Walau pun tidak bisa jadi yang terbiak, setidaknya masuk kategori baik, minimal tidak jelek-jelek amat. Ayahnya yang bertuga di luar Jawa sehingga jarang sekali bertemu, namun pesan-pesannya selalu terngiang. Yang sering ayahnya tekankan adalah hati-hati dalam bergaul, pandai-pandailah memilih teman. Jika bergaul dengan mereka yang suka wewangian setidaknya akan kecipratan wanginya, sedangkan jika bergaul dengan mereka yang berbau busuk bisa jai ketularan bau busuknya. Pesanya yang lain adalah kasi contoh yang baik buat adik-adik.
Lumayan lama ia tidak bertemu dengan ibunya, rasanya sudah kangen ingin bercakap-cakap dengan ibunya. Kali ini ia menghabiskan liburnya di rumah. Tiga hari cukup untuk mengobati kangenya pada kampung halaman.
"Gimana kegiatanmu sekarang nak?", tanya ibunya.
"alhamdulillah bu, lancar", jawabnya.
Sambil menikmati hawa sore keduanya melanjutkan percakapan.
"Bentar lagi adkmu ujian, coba Tia hubungi Bintang sekedar sekedar kasi semangat belajar"
"Tia sudah kirim sutat buat adek",ucap tia.

Bu Hayat melanjutkan perkataanya, sedangkan putrinya menyimak dengan khidmat.
"Tia tahu kenapa ayah memberimu nama Mutiara?, walau pun tersimpan di dasar laut mutiara akan tetap dicari"

*****

By Shine pearl

Thursday, May 14, 2009

Syukron laka ya Aby

Dzulhijjah 1428 H

I was doing hajj together with my father, subhanallah, walhamdulillah ayahku mengajariku tentang tata cara dalam praktek ibadah haji.
for about a week i was together with my beloved aby (7-12-1428 s.d 12-12-1428), after long long time we were not staying together then dipertemukan dalam sebuah rangkaian ibadah yang pastinya sangat didambakan oleh setiap muslim/muslimah.

Haji ifrad (because we were staying near makkah)
1. Mandi untuk berihram
2. Sholat dua rakaat, niat sholat untuk ihram
3. Sampai miqot niat berihram untuk haji
4. Tiba di masjid Al haram melaksanakan tawaf qudum dan sa'i tanpa tahalul
5. Mabit di Mina ( bermalam di Mina) hingga menjelang waktu subuh
6. Melanjutkan perjalanan ke Arafah untuk wukuf di Arafah hingga terbenamnya mata hari. Waktu yang afdol untuk berdoa adalah ba'da dzuhur. Di Arafah ini sholat dzuhur dan ashar dikumpulkan dalam satu waktu, dilaksanakan pada waktu dzuhur (jamak taqdim). Arafah merupakan salah satu tempat yang mustajab untuk berdoa. Bagi umat muslim yang sedang melaksanakan ibadah haji disunahkan untuk tidak berpuasa pada hari Arafah (9 Dzulhijjah), sebaliknya bagi umat muslim yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji disunahkan untuk berpuasa pada hari itu. Di Arafah terdapat gunung yang dinamakan Jabal Rahma.

MasyaAllah ini merupakan perkemahan sedunia yang pernah aku alami dimana para pesertanya mengenakan baju seragam putih-putih bagi yang laki-laki, tentunya ada aturan tersendiri pada baju yang dikenakan oleh para jamaah, tidak sekedar berwarna putih. Sedangkan bagi perempuan boleh memakai baju yg disukai asalkan suci. perkemahan ini mengingatkanku ketika masih duduk di bangku sekolah. Pada hari pramuka (14 Agustus) biasanya diadakan perkemahan tingkat kabupaten atau tingkat kecamatan yang para pesertanya dari mulai siaga, penggalang, penegak hingga pandega dengan mengenakan seragam pramuka berwarna coklat. dalam perkemahan pramuka dipenuhi dengan kegiatan yang melatih mental, kemandirian serta kedisiplinan. Sedangkan dalam perkemahan tingkat dunia di Arafah dipenuhi dengan dzikir dan doa kepada Allah SWT.

7. Mata hari mulai terbenam, para jamaah bergegas meninggalkan Arafah untuk melanjukan perjalanan menuju Musdalifah. Sholat maghrib dan isya dikumpulkan dalam satu waktu, dilaksanakan pada waktu isya (jamak ta'khir). Bermalam di Musdalifah sambil mencari batu-batu kecil yang akan digunakan untuk melempar jamarat.
8.Ini adalah hari idul adha (10 Dzulhijjah), jamaah haji hendak melakukan jumroh aqobah, melempar jamarat hanya pada satu tempat (jamarat al ula/small jamarat).Tujuh batu dilemparkan satu per satu sambil mengucapkan "bismillahi Allahu akbar" pada setiap lemparan. Ketika melempar hendaknya mendekat ke tempat pelemparan dan tidak boleh dengan nafsu. Sesudah melakukan tujuh lemparan lalu menepi, menghadap kiblat sambil mamanjatkan doa kepada Allah SWT, kemudian tahalul(mencukur rambut), ini disebut tahalul awal. Naahhh setelah tahalul ini para jamaah boleh melakukan hal-hal yang dilarang ketika dalam keadaan ihrom, kecuali hub pasutri dan permulaanya.
9. jamarat dan tahalul telah dilaksanakan, segera melanjutkan perjalanan menuju masjid Alharam untuk melaksanakan tawaf ifadah (tawaf haji). Dalam hal ini tidak boleh diwakilkan karena tawaf ifadah merupakan salah satu dari rukun haji. Ba'da tawaf ifadah tidak lagi menjalankan sai karena telah dilaksanakan setelah tawaf qudum, setelah Ini disebut sebagai tahalul tsani.
10. Melanjutkan perjalanan ke Mina (mabit di Mina)
11. Tanggal 11 DZulhijjah melempar tiga jamarat : Jamarat ula, jamarat wusto, jamarat kubro (Small jamarat, midle jamarat, big jamarat). Waktu yang afdol adalah ketika tergelincirnya matahari (ba'da dzuhur).
12. Malamnya masih menginap di Mina. siang hari tanggal 12 Dzulhijjah melempar tiga jamarat, waktunya sama seperti halnya jamarat yang dilakukan pada tanggal 11 Dzulhijjah.
13. Bagi yang mengambil nafar awal, setelah selesai melempar jamarat pada tanggal 12 Dzulhijjah segera meninggalkan Mina, maka selesai sudah perjalanan hajinya. Namun bagi yang mengambil nafar tsani, pada malam 13 Dzulhijjah masih harus menginap di Mina karena pada siang hari harus melempar jamarat seperti yang dilakukan pada tanggal 11 Dzulhijjah dan 12 Dzulhijjah.

Selesai sudah perjalanan haji ifrad, tidak diwajibkan memebawa binatang sembelihan, umumnya dilaukan oleh penduduk yang tinggal dekat kota Makkah.

Alhamdulillah.... gak nyangka bisa melaksanakan rukun islam yang ke lima, bareng sama abah pula, padahal umi saja belum. Ibadah yang harus bener-bener siap fisik dan mental.
Tak kan terlupakan berjalan kaki dari Arafah hingga masjid Alharam, cape memang namun penuh nikmat. Rasa cape itu hilang ketika ingat kepada Allah SWT, ini adalah perintah_Nya. Melakukan perjalanan sambil bertalbiah rasanya Allah begitu dekat banget...ketika itu segala urusan dunia benar-benar terlupakan.

Abah...matur nuwun sanget...telah mengajariku dan mengajakku melaksanakan rukun islam yang kelima yang menjadi dambaan bagi setiap umat islam. "love you so much abah".

Ya Allah panggillah ummy agar dapat mengunjungi ka'baetullah, Semoga umi dapat menyusul untuk melaksanakan rukun islam yang kelima. Amiin yrb.

Apa pesan abah before and after finishing ritual hajj????
Pesannya cukup berat bagiku, Abah bilang "ini bukan sembarang ibadah", bisakah menjaga diri usai melaksanakan ibadah haji?, ibaratnya sesuatu yang telah dikunci, dalam artian dikunci untuk tidak melakukan hal-hal yang jelek, walau pun tidak bisa berubah total tapi setidaknya dikurangia, alngkah lebih baik lagi jika bisa mininggalkan hal-hal yang jelek dan lebih mendekatkan diri kepada ilah.

*****

Monday, May 11, 2009

saudariku

> Saudariku yang tercinta
> Masihkah engkau ingat kapan terahir kali engkau mengusap air mata di matamu?
> Air mata penyesalan, air mata kesediha, air mata ketakutan, air mata pengharapan?
> Sudahkah engkau menitikan dan mengalirkan air mata atas dosa-dosamu?
> Dosa memfitnah?
> Dosa adu domba?
> Dosa matamu yang khianat?
> Dosa meninggalkan sholat?
> Dan dosa-dosa yang lainya?
> Apakah engkau telah meneteskan air mata sebelum datangnya penyesalan dan perhitungan?
> Sudahkah engkau mengusap sebelum matamu berbicara?
> Sudahkah engkau mengusapnya sebelum nyawa tercabut dari raga?

* sent by Hfmac

Sunday, May 10, 2009

new member

Bismillaahirrahmaanirrahiim