Wednesday, September 23, 2009

Senja Di Laut Merah



Seorang ayah bersama putrinya bercakap ria sambil menikmati hawa sore di bibir pantai Laut Merah sambil menyaksikan deburan ombak,ceria burung-burung mengepakkan sayapnya bersuka ria agungkan Dia. Hembusan angin kencang pun mengiringi suasana itu membuat jilbab Zainab berkibar-kibar. Sore yang indah, di bibir pantai itu terdapat masjid konon sebagian orang menyebutnya "masjid terapung" karena jika tampak dari jauh seperti terapung di atas air.

Ayah : Nak, tahukah kamu apa tugas orang tua terhadap anaknya?
Zainab : Apa ayah? (sambil menengok ke wajah ayahnya)
Ayah : Memberi nama yang baik, memberi pendidikan lalu menikannya.
Kira-kira tugas apa lagi yang belum ayah lakukan untukmu nak?
Zainab : (Zainab tersenyum, ia mengerti maksud pembicaraan ayahnya)
Ayah : Kenapa kau tersenyum nak...sudah berapakah usiamu sekarang?
Zainab : Dua puluh empat tahun ayah...
Ayah : Sudah siapkah kau menempuh hidup baru?
Zainab : (terdiam lalu ia tundukan pandangannya)
Ayah : Adakah kau temukan seorang ikhwan yang cocok dihatimu nak? bolehkah ayah
tahu siapa dia?
Zainab : Zainab belum berani mengungkap ayah...
Ayah : Kenapa nak? berterusteranglah pada ayahmu ini.
Hanya yang ayah pinta, ayah menginginkan seseorang yang berjiwa santri. itu
saja.
Zainab : Adakah Ayah punya pilihan untuk Zainab?
Ayah : Itu tergantung padamu nak...kalau pun ada seseorang yang cocok menurut ayah,
tapi apakah ia cocok menurutmu? ayah belum tahu...makanya ayah tanyakan
padamu.
pria seperti apakah dalam kriteriamu nak? berkedudukan tinggi kah, berharta melimpah kah?

Zainab : Kedudukan bisa diraih dengan prestasi ayah, harta bisa dicari. Namun apalah artinya kedudukan dan harta tanpa disetir dengan akhlaq yang baik dan hati yang lembut. Seseorang tidak akan dihormati karena kedudukan serta hartanya jika akhlaqnya buruk dan berhati keras, ia tidak akan bisa memenej kedudukan dan hartanya itu. bahkan ia memanfaatkan kedudukanya untuk berbuat sewenang-wenag. Lain halnya jika ia memiliki akhlaq baik dan berhati lembut, tanpa minta disegani pun orang akan menghormatinya.
Zainab menginginkan seseorang yang berakhlaq baik ayah...yang mencintai Zainab karena Allah, buka karena kedudukan atau harta karena Zaenab bukan keturunan raja atau sultan. Zaenab adalah putri ayah, yang telah ayah didik secara religius...Zainab bangga jadi putri ayah.

Ayah : (diusapnya kepala Zainab tanda sayang)
Zainab : Ayah...bolehkah seorang perempuan menanyakan mahar kepada calon mempelai pria?
Ayah : Baiknya itu sesua dengan yang ia mampu nak...mahar apakah yang kau harapkan nak, nominal yang tinggi kah, harta yang melimpah kah?
Zainab : bukan ayah, bukan itu...
Ayah : lalu apa nak?
Zainab ingin mahar yang lain dari pada yang lain, tidak berupa nominal atau pun bentuk keduniaan yang lain.
Ayah : Apa itu nak?
Zainab : Zainab ingin sesuatu yang spesial ayah...Zainab ingin maharnya berupa ayat suci Al-Qur'an. Mempelai pria membacakan ayat suci Al-Qur'an untuk Zainab...dengan makhroj yang fasih...masyaAllah indahnya... Lalu setelah Zainab sah menjadi istrinya, ia ajarkan isi dan kandungan ayat tersebut kepada Zainab.
Itulah yang ada dalam angan Zainab ayah...
Ayah : MasyaAllah
Zainab : Surat apakah yang bagus ayah?
Ayah : (tertegun mendengar penuturan putrinya)
Zainab : Hmmm...ayah...surat Ar-Rahman...
Ya Zainab ingin dibacakan surat Ar-Rahman sebagai mahar dalam akad nikah Zainab nanti.
Ayah : (tersenyum bahagia akan penuturan putrinya itu)
Zainab : Do'akan Zainab ayah, semoga Allah pertemukan Zainab dengan cinta sejati Zainab yang tulus ikhlas karena Allah.
Ayah : Amiin...ayah bangga padamu nak...putri ayah memang cantik, semoga hatimu pun cantik nak...(sambil mengusap kepala Zainab tanda sayang, bangga serta haru akan segala penuturan putrinya itu)
Zainab : (tersenyum)...hari sudah semakin senja ayah...ayo kita pulang...
(keduanya beranjak lalu meninggalkan tempat itu)


*****


# Thaif, 4 Syawal 1430 H
Dalam renungan @ inaya almurakazah, disela-sela tugas ketika suasana tidak begitu menyibukkan.

3 comments:

  1. kalo gt.. boleh dong kalo aku yg baca surat Arrahman-na.. hohohoho *ngarep!!*

    ReplyDelete
  2. bukankah permpuan yg mulia dlm pndangan-NYA adalah perempuan yg memudahkn maharnya....

    ReplyDelete
  3. keren...

    hafalin surat arrahman ah..he

    Salam Penulis !!!

    ReplyDelete